TARI TOPENG CISALAK DALAM PEKAN KEBUDAYAAN DAERAH JAWA BARAT 2024 DI KOTA SUKABUMI SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN KEBUDAYAAN
TARI TOPENG CISALAK DALAM PEKAN KEBUDAYAAN DAERAH JAWA BARAT 2024 DI KOTA SUKABUMI SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN KEBUDAYAAN
Muhamad Rizki Abdilah
Asisten Pendata Objek Pemajuan Kebudayaan
Program Studi Pendidikan Seni Tari, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia
Email: mrizkiabdilah30@upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pelestarian Tari Topeng Cisalak dalam Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat 2024 yang diselenggarakan di Kota Sukabumi. Lokasi dipilih karena Tari Topeng Cisalak merupakan salah satu bentuk seni tradisional khas Jawa Barat yang dipentaskan dalam kegiatan Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat tahun 2024 yang memiliki nilai historis dan estetis tinggi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, wawancara, dan observasi langsung selama kegiatan berlangsung. Pendekatan yang digunakan melibatkan teori pelestarian budaya, identitas lokal, dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian seni tradisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan Tari Topeng Cisalak dalam acara ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga berfungsi sebagai medium edukasi budaya. Penyajian tarian ini melibatkan penari dari berbagai daerah, sehingga mendorong regenerasi pelaku seni tradisional bukan hanya di satu daerah saja. Tari Topeng Cisalak, yang memiliki karakter gerakan gemulai dan simbolisme mendalam, menjadi representasi identitas budaya masyarakat Jawa Barat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keikutsertaan Tari Topeng Cisalak dalam Pekan Kebudayaan Daerah 2024 dapat menjadi upaya strategis dalam melestarikan warisan budaya lokal sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga seni tradisional di tengah arus modernisasi.
Kata kunci: Tari Topeng Cisalak, Pekan Kebudayaan Daerah, Pelestaraian Kebudayaan.
PENDAHULUAN
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan ragam seni dan budaya tradisional. Keragaman tarian mencerminkan identitas lokal yang kuat dan memiliki peran penting dalam menjaga eksistensi budaya suatu daerah. Keberagaman ini tercermin dalam berbagai bentuk kesenian, salah satunya adalah Tari Topeng Cisalak. Seni tari ini tidak hanya menjadi representasi keindahan gerak dan ekspresi, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis yang mencerminkan identitas masyarakat Jawa Barat. Keberadaan Tari Topeng Cisalak menjadi salah satu bentuk warisan budaya tak benda yang perlu dijaga dan dilestarikan yang mana sudah ditetapkan pada tahun 2022.
Topeng Cisalak adalah kesenian khas dari Kota Depok yang memadukan unsur tari dan seni musik. Dalam beberapa pementasan kadang diselingi dengan unsur komedi. Selama pementasan, biasanya penonton melakukan sawer, yaitu melemparkan sejumlah uang kepada pemain. Kesenian tradisional ini berasal dari kampung Cisalak, Desa Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Setelah adanya pemekaran wilayah, lokasi tersebut menjadi Kampung Cisalak, Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.
Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat 2024 yang diselenggarakan di Kota Sukabumi menjadi momen penting dalam upaya pelestarian seni tradisional, termasuk Tari Topeng Cisalak. Kegiatan ini merupakan ajang untuk menampilkan keberagaman budaya dari berbagai daerah di Jawa Barat. Kehadiran Tari Topeng Cisalak dalam PKD memberikan peluang untuk memperkenalkan seni ini kepada generasi muda dan masyarakat luas. Dengan demikian, seni tradisional ini dapat terus hidup dan relevan di tengah perkembangan zaman.
Melalui Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat 2024, seni tari seperti Tari Topeng Cisalak dapat dipertunjukkan dalam konteks yang lebih luas dan inklusif. Hal ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga edukasi tentang nilai-nilai budaya lokal. Pentas seni seperti ini menjadi medium penting untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga warisan budaya. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi seniman lokal untuk menunjukkan karya mereka di panggung yang lebih besar.
Keterlibatan masyarakat dalam acara seperti Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat turut menjadi indikator keberhasilan pelestarian budaya lokal. Tari Topeng Cisalak, sebagai bagian dari pertunjukan dalam kegiatan ini, dapat menjadi daya tarik utama yang memikat perhatian audiens. Beragam elemen dalam tari ini, seperti kostum, musik pengiring, dan gerakan, menjadi perpaduan yang mengesankan. Hal ini menunjukkan bagaimana seni tradisional dapat terus beradaptasi dan berkembang tanpa kehilangan identitas aslinya.
Namun, pelestarian Tari Topeng Cisalak menghadapi berbagai tantangan, termasuk perubahan gaya hidup masyarakat dan minimnya regenerasi pelaku seni tradisional. Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus untuk memastikan keberlanjutan seni ini di masa depan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperkenalkan Tari Topeng Cisalak melalui program-program kebudayaan seperti Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat. Kegiatan ini memberikan ruang bagi seniman untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menghidupkan kembali minat terhadap seni tradisional.
Selain menjadi medium pelestarian, Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat juga memiliki potensi sebagai sarana promosi budaya lokal Jawa Barat di tingkat nasional maupun internasional. Tari Topeng Cisalak yang ditampilkan dalam acara ini dapat menjadi daya tarik wisata budaya. Dengan mengangkat keunikan seni tradisional ini, Jawa Barat dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu destinasi wisata budaya unggulan di Indonesia. Sinergi antara seni, budaya, dan pariwisata menjadi salah satu langkah strategis untuk memajukan daerah.
Secara keseluruhan, kehadiran Tari Topeng Cisalak dalam Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat 2024 di Kota Sukabumi adalah wujud nyata dari komitmen dalam menjaga dan mengembangkan seni budaya lokal. Hal ini menunjukkan bahwa seni tradisional bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga memiliki peran penting di masa kini dan masa depan. Dengan melibatkan berbagai pihak, dari pemerintah hingga masyarakat, upaya pelestarian ini dapat berjalan secara berkesinambungan dan memberikan dampak positif bagi identitas budaya Jawa Barat. Oleh sebab itu artikel jurnal diberi judul: “TARI TOPENG CISALAK DALAM PEKAN KEBUDAYAAN DAERAH JAWA BARAT 2024 DI KOTA SUKABUMI SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN KEBUDAYAAN”.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berupaya untuk memperoleh makna dari pandangan subjek yang diteliti atas dasar makna yang dibentuk dari aktivitas subjek itu sendiri dalam kesehariannya. Secara garis besar dapat dinyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode pengkajian atau metode penelitian suatu masalah yang tidak didesain atau dirancang menggunakan prosedur-prosedur statistik (Sutopo dalam Maryono 2015). Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang berlandaskan fenomenologi dan paradigma konstruktivisme dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (Ikbar 2012).
1.1 Studi Literatur
Studi literatur adalah pendekatan penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengkaji, menganalisis, dan menyintesis berbagai informasi atau data dari sumber-sumber tertulis yang relevan tentang Tari Topeng Cisalak. Studi literatur biasanya digunakan untuk memahami konsep, teori, atau penelitian terdahulu yang berhubungan dengan pemahaman Tari Topeng Cisalak dan upaya pelestariannya.
Penelitian ini menggunakan metode studi literatur atau kajian pustaka untuk menganalisis Tari Topeng Cisalak dan baiamana upaya pelesatriannya setelah ditetapkan pada tahun 2022 dilakukan dengan mengumpulkan berbagai sumber tertulis, seperti buku, artikel, jurnal, dan penelitian terdahulu yang relevan dengan tema penelitian ini. Melalui pendekatan ini, penelitian berusaha memahami dan mengkaji makna simbolis, historis, dan filosofis Tari Topeng Cisalak, serta menggali konstruksi sosial-budaya yang melatarbelakangi tarian ini. Fokus kajian ini diarahkan pada bagaimana Tari Topeng Cisalak setelah penetapan WBTb tahun 2022 bukan hanya sekedar ditetapkan saja namun perlu tau upaya pelesatarian dalam dinamika budaya lokal.
1.2 Observasi
Observasi partisipatif diterapkan selama proses latihan dan pertunjukan Tari Topeng Cisalak. Peneliti berinteraksi langsung dengan subjek di lapangan untuk mengamati pola gerakan, simbolisme dalam penggunaan topeng, dan interaksi sosial yang terjadi selama pertunjukan. Pendekatan ini bertujuan untuk memahami dinamika dan konteks budaya yang menjadi latar belakang seni ini.
1.3 Wawancara
Wawancara yang telah dilakukan ditujukan kepada beberapa informan yang akan memberikan informasi mengenai Ideologi Matriarki Tari Ronggeng Bugis yang mereka ketahui dan dapat membantu menjawab semua rumusan masalah dalam penelitian ini. Wawancara yang telah dilakukan menggunakan wawancara terbuka.
Narasumber yang berhasil di wawancarai atau dimintai informasi mengenai pengetahuannya tentang Tari Topeng Cisalak dan upaya pelestariannya, yaitu penari Tari Topeng Cisalak yang menjelaskan bagaimana Tari Topeng Cisalak di pentaskan dalam acara Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat tahun 2024.
1.4 Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk menggali data yang tidak dapat diperoleh melalui observasi maupun wawancara. Dokumentasi dapat berupa hasil tulisan-tulisan, foto-foto, video dan sebagainya yang menjadi data penting dalam penelitian ini. Bentuk dokumen dan arsip merupakan data yang menempati posisi penting pada penelitian kualitatif. Dokumen dan arsip dapat berupa tulisan yang sederhana hingga catatan yang lengkap, dan bisa berwujud gambar-gambar atau berupa benda-benda sebagai peninggalan. Dokumentasi penelitian yang sudah didapatkan oleh peneliti meliputi: foto-foto pada saat Tari Topeng Cisalak pentas di acara Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat 2024 di Kota Sukabumi, dan juga video.
1.5 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun demikian analisis data dalam penelitian kualitatif lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data (Sugiyono 2013: 336). Analisis data dalam penelitian Tari Topeng Cisalak dalam Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat 2024 di Kota Sukabumi sebagai Upaya Pelestarian Kebudayaan adalah dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Topeng Cisalak tidak hanya menjadi bentuk seni pertunjukan, tetapi juga memiliki makna filosofis dan nilai budaya yang mendalam. Tarian ini merepresentasikan hubungan manusia dengan alam, kehidupan, dan tradisi masyarakat Depok. Topeng yang digunakan dalam tarian menggambarkan karakter tertentu, seperti pemimpin bijaksana, tokoh lucu, hingga sosok antagonis, yang merefleksikan dinamika kehidupan manusia.
Dari wawancara mendalam dengan para pelaku seni, ditemukan bahwa setiap gerakan dalam Tari Topeng Cisalak memiliki pesan simbolis. Misalnya, gerakan tangan yang halus melambangkan kelembutan, sedangkan gerakan kaki yang kuat mencerminkan ketegasan. Selain itu, penggunaan warna pada topeng memiliki arti tersendiri, seperti warna merah yang melambangkan keberanian dan putih yang mencerminkan kesucian.
1.1 Gambaran Umum Kegiatan Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat 2024 di Kota Sukabumi
Kegiatan Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat merupakan rangkaian kerja bidang kebudayaan Provinsi Jawa Barat di daerah, termasuk Kota Sukabumi. Kegiatan ini selain menjadi wahana hiburan bagi masyarakat, juga membawa ruang kreativitas seni budaya, pariwisata, dan ekonomi kreatif,” ucap Pj Walikota Sukabumi.
Gambar 1. Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat 2024, Harmoni Keberagaman 3 Wilayah Budaya
(Dok. disparbud.jabarprov)
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar mengatakan, sejak 2013 sudah tercatat 140 karya budaya Jawa Barat yang ditetapkan menjadi Warisan Budaya Indonesia. Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat diharapkan lebih mengenali budaya dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat, untuk selanjutnya dipelajari, dikembangkan, dan dilestarikan.
“Provinsi Jawa Barat memiliki kekuatan budaya dengan keragaman dan keunikannya yang membentang dari wilayah budaya Melayu-Betawi, Sunda Parahyangan, hingga Cirebon Dermayu. Keragaman budaya ini yang akan menjadi penguat serta pemersatu bangsa,” ungkap Kadisparbud Jabar Benny Bachtiar yang didampingi Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Jabar Febiyani.
1.2 Struktur Pertunjukan
Tari Topeng Cisalak memiliki tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan penutup.
1. Tahap persiapan
Diawali dengan melakukan pemasangan spanduk dan tirai tertanda identitas rombongan yang akan menggelar pertunjukkan. Di atas panggung dilakukan penataan waditra (alat musik), sedangkan di bawah panggung dipergunakan sejumlah penari dan nayaga untuk berias diri. Dalam tahap ini juga turut dipersiapkan perangkat sesaji.
2. Tahapan pelaksanaan
Sebelum pementasan dimulai terlebih dahulu dilakukan sesi ritual, yaitu ngukus dan sesaji. Ritual tersebut dilakukan pada waditra goong/bende, rebab, dan kendang. Khusus waditra bende ditambahkan tahapan berupa pemberian air kembang tujuh macam. Pelaksanaan sesi ritual ini bertujuan agar seluruh waditra berikut unsur pementasan lainnya dapat terlaksana tanpa ada hambatan yang berarti.
Dalam pelaksanaannya, durasi pertunjukan Tari Topeng Cisalak berlangsung cukup lama, yaitu setelah azan isya (sekitar pukul 19.00 wib) hingga dini hari. Pementasan diawali dengan memukul goong sesuai hari pementasan. Untuk hari Sabtu goong dipukul 9 kali, Jumat 6 kali, Kamis 8 kali, Rabu 7 kali, Selasa 3 kali, Senin 4 kali dan Minggu 5 kali diikuti tatalu berupa permainan semua waditra tanpa irama. Setelah pemukulan goong, dilanjutkan dengan tembang/kawih bubuka yang biasanya berupa arang-arang yang disambung dengan Tari Topeng tunggal yang dimainkan penari ronggeng topeng. Setelah Tari Topeng Tunggal selesai kemudian disambung dengan Tari Lipet Gandes dan tarian berpasangan antara ronggeng topeng dengan penari bodor. Lagu-lagu selama pertunjukan dilantunkan oleh seorang sinden. Jenis lagu yang dinyanyikan biasanya adalah lagu-lagu dari daerah priangan. Saat melantunkan lagu-lagu, sinden melakukannya dengan dialek betawi ora (betawi pinggiran).
3. Tahap penutup
Akhir dari pementasan Tari Topeng Cisalak dihadirkan dalam bentuk acara bodoran. Cerita atau kisah yang dimainkan biasanya seputar masalah kehidupan rumah tangga dan disampaikan dengan gaya humor. Bahasa yang digunakan lebih banyak menggunakan bahasa Betawi orang (Betawi pinggiran). Adegan perselisihan ditampilkan pada bagian tengah pementasan bodoran. Perselisihan tersebut akhirnya diselesaikan pada bagian akhir bodoran. Durasi acara tersebut biasanya lebih lama dari pertunjukan tari.
1.3 Upaya Pelestarian Tari Topeng Cisalak
Berdasarkan formulir penetapan WBTb tahun 2022 berikut beberapa upaya pelestarian karya budaya Tari Topeng Cisalak:
Gambar 2. Anggota Sanggar Kinang Putra
(Dok. formulir penetapan WBTb tahun 2022)
- Pemberdayaan pelatihan di sanggar
- Kerjasama dengan sekolah pada mata pelajaran kesenian agar mengajarkan seni tari Topeng Cisalak pada kurikulum sekolah atau ekstrakurikuler
- Kerjasama dengan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata untuk mengadakan pelatihan bagi guru kesenian
- Selanjutnya mengadakan lomba Tari Topeng Cisalak antar sanggar maupun sekolah
- Dipentasskan saat event-event penting seperti event Festival Depok, Lebaran Depok, Pementasan di Padepokan Alun-alun, keriaan pada Masyarakat
- Dibuatkan simbol Tari Topeng Cisalak di wilayah tersebut
- Digunakan sebagai motif batik khas Depok
- Dibuat sebagai simbul dalam sauvenir-sauvenir
- Menggiatkan Tarian Topeng Cisalak
- Lomba Karya Tulis Tentang Tari Topeng Cisalak
- Lomba Foto Tari Topeng Cisalak
- Lomba Design Grafis Vektor Tari Topeng Cisalak
- Lomba Lukis Tari Topeng Cisalak
- Kajian-kajian oleh mahasiswa, dosen Perguruan Tinggi maupun Masyarakat
- Membuat lagu untuk mengiringi Tari Topeng Cisalak
- Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat 2024 di Kota Sukabumi penampilan opening ragam tari dari 3 wilayah di Jawa Barat
Pembahasan
Topeng Cisalak adalah kesenian khas dari Kota Depok yang memadukan unsur tari dan seni musik. Dalam beberapa pementasan kadang diselingi dengan unsur komedi. Selama pementasan, biasanya penonton melakukan sawer, yaitu melemparkan sejumlah uang kepada pemain.Kesenian tradisional ini berasal dari kampung Cisalak, Desa Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Setelah adanya pemekaran wilayah, lokasi tersebut menjadi Kampung Cisalak, Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.
1.1 Sejarah Tari Topeng
.
Gambar 3. Topeng Cisalak Topeng Panji
(Dok. Formulir Penetapan WBTb Tahun 2022)
Seni tari topeng yang sudah menjadi bagian dari karya budaya Kota Depok ini, awalnya disebut dengan Tari Topeng Kinang, namun kemudian lebih dikenal dengan Tari Topeng Cisalak setelah kelompok tari ini menetap di Kampung Cisalak Kota Depok pada tahun 1922. Proses penciptaan Tari Topeng Cisalak berawal dari sepasang suami istri bernama Kinang dan Djiun bin Dorak. Kinang adalah seorang perempuan warga Kalisari, Cijantung, Jakarta Timur yang memiliki darah seni dari orangtuanya sebagai seniman ubrug dan gamelan ajeng. Djiun adalah adalah warga Klender, Jakarta Timur yang lebih dikenal sebagai seorang seniman petualang di Pasar Banten (Kecamatan Kasemen Kota Serang Prov. Banten). Kinang dan Djiun menikah (sekitar tahun 1914-1915). Dari bakat seni sepasang suami istri tersebut, pada tahun 1918 mereka menciptakan Tari Topeng. Kinang dan Djiun memiliki putra dan putri masing-masing bernama Bokir Dji'un, Dalih Dji'un, Naih Dji'un, Limah dan Lipah binti Dji'un. Keluarga Djiun kemudian pindah ke Kampung Cisalak Depok. Tahun 1922, seluruh anggota keluarga Djiun ikut ambil bagian dalam pementasan Tari Topeng Cisalak hingga tahun 1945. Pertunjukan mereka lakukan dari kampung ke kampung untuk menghibur acara hari Lebaran, hajatan sunatan, nikahan dan momen hari besar Tionghoa. Tatkala sepi, keluarga Djiun mengisi aktivitas keseharian dengan cara bertani.
Djiun meninggal pada tahun 1958. Pimpinan sanggar diambil alih oleh Kinang (isterinya) yang juga dibantu oleh anak-anaknya. Bokir dan kisam memilih untuk membentuk sanggar tari sendiri. Menurut Andi Supardi dalam Maink Show Chanel (tt), Bokir mendirikan sanggar Setia Warga pada tahun 1967 dan diteruskan oleh Sabar; Nirin kumpul mendirikan sanggar di Gandaria dan diteruskan oleh Bang Oci dan Linda; dan Babe Kisam mendirikan sanggar Ratnasari di Ciracas dan diteruskan oleh Entong Sukirman. Salah satu anak Mak Kinang bernama Dalih lebih memilih untuk tetap membantu ibunya dalam mempertahankan keberadaan sanggar kinang. Saat ini, pewaris dan penerus seni Tari Topeng Cisalak dilakukan oleh Andi Supardi setelah sang ayah (Dalih) meninggal pada tahun 2007. Pria kelahiran tahun 1961 ini mulai menampilkan seni Tari Topeng Cisalak sejak tahun 1974 hingga sekarang. Suarsa (salah satu cucu Mak Kinang) mendirikan Sanggar Topeng Bekasi di Kota Bekasi (Anggita, 2019: 4-5, 9
1.2 Fungsi, Makna Nilai, dan Kearifan Lokal Tari Topeng Cisalak
a. Fungsi
- Hiburan. Tari Topeng Cisalak adalah bentuk seni tari yang dipentaskan untuk sebagai media hiburan masyarakat. Pertunjukan seni Tari Topeng Cisalak biasa dipadukan bersama dengan seni musik.
- Penguatan identitas. Tari Topeng Cisalak dapat menjadi bagian dari penguatan identitas budaya Kota Depok. Hal ini telah tertuang dalam SK Wali Kota Depok No. 430/114/Kpts/DPOPSB/Huk/2014 tanggal 7 April 2014 tentang penetapan warisan budaya takbenda.
- Resistensi. Tari Topeng Cisalak adalah salah satu karya budaya khas Kota Depok dapat menjadi media resistensi untuk menangkal pengaruh kesenian “modern”.
b. Makna
Akulturasi. Gerak tari, bahasa, Pakaian dan waditra yang digunakan dalam pementasan Tari Topeng Cisalak sarat dengan percampuran budaya antara masyarakat Sunda dan Masyarakat Betawi.
c. Nilai
Media hiburan. Gerak tari yang dinamis dan atraktif yang dilanjutkan dengan gerak yang lucu menjadi bagian dari unsur pembentuk Tari Topeng Cisalak yang bertujuan untuk menghibur penonton. Hal ini diperkuat dengan adanya saweran dari penonton kepada para pemain. Selain untuk memperoleh keberkahan, sisi lain dari tujuan saweran itu adalah sebagai ucapan terima kasih penonton kepada para pemain yang telah menghibur mereka melalui pementasan tersebut.
d. Kearifan Lokal
Penguatan identitas. Kata “Cisalak” dalam “Tari Topeng Cisalak” sudah menunjukkan secara jelas lokasi karya budaya tersebut, yaitu berada di wilayah Kampung Cisalak, Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Lokasi tersebut merupakan identitas kewilayahan yang menjadi salah satu penguat identitas masyarakat pengampunya.
1.3 Ciri Khas dan Peralatan Tari Topeng Cisalak
a. Ciri Khas
Tari Topeng Cisalak masih satu rumpun dengan Tari Topeng Betawi dan Tari Topeng Bekasi. Hal ini disebabkan oleh proses penyebarluasan tari Topeng Kinang Cisalak oleh anak dan cucu dari Djiun dan Mak Kinang. Secara umum, tiga tari topeng di tiga wilayah tersebut adalah sama. Menurut Anggita (Anggita, 2019: 6-8), ada beberapa ciri khas yang membedakannya, yaitu:
- Di wilayah DKI Jakarta, Tari Topeng lebih dikenal dengan nama Topeng Tunggal.
- Di wilayah Kota Bekasi, Topeng Kinang Cisalak lebih banyak menampilkan Tari Lipet Gandes yang menjadi bagian dari Tari Topeng Cisalak. Durasi waktu pelaksanaan lebih singkat, yaitu pukul 20.00-02.00.
Gambar 4. Topeng Cisalak sesi Topeng Samba
(Dok. Formulir Penetapan WBTb Tahun 2022)
Gambar 5. Topeng Cisalak sesi Topeng Panji
(Dok. Formulir Penetapan WBTb Tahun 2022)
Tampilan dalam pementasan Tari Topeng Cisalak sekilas hampir sama dengan Tari Topeng Cirebon. Meskipun demikian, ada beberapa perbedaan yang cukup kentara.
- Tari Topeng Cirebon menggunakan 5 jenis topeng, yaitu, topeng panji, topeng samba, topeng rumyang, topeng tumenggung, dan topeng kelana. Tari Topeng Cisalak menggunakan 3 jenis topeng, yaitu topeng kelana, topeng samba, dan topeng panji.
- Topeng cirebon menggunakan ornamen yang lebih rumit jika dibandingkan dengan topeng cisalak yang lebih sederhana.
- Tari Topeng Cirebon biasanya merupakan pertunjukan tunggal, artinya tidak diselingi dengan tari atau kesenian lainnya. Tari Topeng Cisalak merupakan paduan antara seni tari, seni musik, dan bodoran (komedi).
b. Peralatan
- Peralatan ritual. Pada awal kemunculan Tari Topeng Cisalak. Sebelum pementasan diadakan ritual ngukus dan sesaji. Bahan yang untuk ritual tersebut terdiri dari kemenyan dan serutu untuk dibakar, tujuh macam minuman (seperti teh, kopi, air putih), tujuh macam bunga, rujakan, beras, perawanten, nasi dan bakakak ayam.
- Pada sesi pementasan, Tari Topeng Cisalak menggunakan waditra terdiri dari kendang (kendang indung dan kendang kulanter), rebab, kecrek, goong/bende, dan kenong. Waditra kendang dalam hal ini berjumlah minimal 1 hingga 5 set kendang.
- Dalam pementasan Tari Topeng Cisalak, Nayaga mengenakan iket kepala, baju pangsi, dan celana kampret. Para Penari mengenakan pakaian bagian atas yang berwarna warni. Bagian bawah mengenakan kain panjang yang juga dberwarna warni. Kepala dihiasi dengan penutup kepala berwarna warni dengan memakai rumbai.
- Saat pementasan, Penari Topeng Cisalak mengenakan tiga jenis topeng (bergantian) yang hampir mirip dengan topeng cirebon, yaitu:
- Topeng panji (putih) melambangkan kelembutan
- Topeng samba (merah muda) melambangkan keceriaan
- Topeng kelana (merah menyala) melambangkan keangkaramurkaan
KESIMPULAN
Seni tari topeng yang sudah menjadi bagian dari karya budaya Kota Depok ini, awalnya disebut dengan Tari Topeng Kinang, namun kemudian lebih dikenal dengan Tari Topeng Cisalak setelah kelompok tari ini menetap di Kampung Cisalak Kota Depok pada tahun 1922. Topeng Cisalak adalah kesenian khas dari Kota Depok yang memadukan unsur tari dan seni musik. Dalam beberapa pementasan kadang diselingi dengan unsur komedi. Selama pementasan, biasanya penonton melakukan sawer, yaitu melemparkan sejumlah uang kepada pemain.Kesenian tradisional ini berasal dari kampung Cisalak, Desa Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Setelah adanya pemekaran wilayah, lokasi tersebut menjadi Kampung Cisalak, Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.
Melalui Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat 2024, seni tari seperti Tari Topeng Cisalak dapat dipertunjukkan dalam konteks yang lebih luas dan inklusif. Hal ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga edukasi tentang nilai-nilai budaya lokal.
Pelestarian Tari Topeng Cisalak menghadapi berbagai tantangan, termasuk perubahan gaya hidup masyarakat dan minimnya regenerasi pelaku seni tradisional. Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus untuk memastikan keberlanjutan seni ini di masa depan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperkenalkan Tari Topeng Cisalak melalui program-program kebudayaan seperti Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat. Kegiatan ini memberikan ruang bagi seniman untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menghidupkan kembali minat terhadap seni tradisional.
Melalui Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat 2024, seni tari seperti Tari Topeng Cisalak dapat dipertunjukkan dalam konteks yang lebih luas dan inklusif. Hal ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga edukasi tentang nilai-nilai budaya lokal. Pentas seni seperti ini menjadi medium penting untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga warisan budaya. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi seniman lokal untuk menunjukkan karya mereka di panggung yang lebih besar.
REFERENSI
Bambang Arifianto, 2018. “Perjalanan Kesenian Topeng Cisalak, Cikal Bakal Topeng Betawi”, dalam https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-01301307/index.html 18 September 2018.
Kinangputra.com, 2021. “Sejarah Topeng Cisalak”, dalam https://kinangputra.com/sejarah-topeng-cisalak/ 15 Juli 2021.
Icalmy, 2020. “Pengertian Dan gerakan Tari Topeng Cisalak”, dalam https://www.ical.my.id/2020/10/pengertian-dan-gerakan-tari-topeng.html 29 Oktober 2020
babadsunda.blogspot.com, “Tari Topeng Cisalak”, dalam http://babadsunda.blogspot.com/2010/11/8-tari-topeng-cisalak.html 10 November 2010
Lutviatul Fauziah, 2021. “Berdiri 1974 Memulai Tari Topeng, Pernah Dibayar Rp1.500 Sekali Tampil”, dalam https://www.radardepok.com/2021/08/berdiri-1974-memulai-tari-topeng-pernah-dibayar-rp1-500-sekali-tampil/ 10 Agustus 2021
Lutviatul Fauziah, 2021. “Lestarikan Seni Betawi, Wakili Indonesia di Dunia Internasional”, dalam https://www.radardepok.com/2021/08/lestarikan-seni-betawi-wakili-indonesia-di-dunia-internasional/ 10 Agustus 2021
Nadine Pratista Femona Maruhawa, 2020. “Tari Topeng Cisalak Kesenian Asli Kota Depok Provinsi Jawa Barat”, dalam https://youtu.be/s3sba145028 10 Desember 2020
Maink Show Chanel, tt. “Bang ANDI SUPARDI, Penggiat Seni Pertunjukan Topeng Cisalak”, dalam https://www.youtube.com/watch?v=Xz_WUqfdXEM&ab_channel=MainkShowChanel
Berita populer

Pengumuman Peserta Fase 2 - Program Sertifikasi Kompetensi BNSP Content Creator Pemuda Jawa Barat
Acara | Thursday, 06 February 2025
Pengumuman: Link Sertifikat Peserta BNSP Content Creator 2025
Pendidikan | Wednesday, 12 March 2025
Dispora Jabar Present West Java Youth Digital Training Program di Karawang
Acara | Monday, 14 October 2024Sebagai media pengembangan skill, keterampilan dan ruang untuk berinovasi bagi pemuda dan pemudi di Jawa Barat
Copyright © 2024 Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. All Right Reserved
Alamat
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat
Jl. Pacuan Kuda No.140, Sukamiskin, Kec. Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat 40293
