preloader

Reaktivasi Kreta Api sebagai Solusi Ekologis Menuju Geopark Pangandaran

Saturday, 10 May 2025
Dilihat 50 kali

Pangandaran meupakan salah satu destinasi wisata di selatan Jawa Barat yang memiliki daya tarik kekayaan geologis yang amat luar biasa. Kekayaan alam berupa gua karst, pantai berpasir putih, dan cagar alam yang menjadi habitat flora-fauna endemik. Potensi ini menjadikannya kandidat kuat untuk diakui sebagai UNESCO Global Geopark, sebuah status yang menuntut integrasi antara konservasi, edukasi, dan pembangunan berkelanjutan. Tantangan utama adalah aksesibilitas yang masih terbatas, menghambat optimalisasi kunjungan wisatawan dan pemahaman masyarakat akan nilai geologisnya. Di sinilah reaktivasi Jalur Kereta Api Banjar-Cijulang menjadi solusi strategis.

Jalur kereta api sepanjang 82 km ini dibangun pada era kolonial Belanda (1911--1921) untuk membuka isolasi wilayah selatan Jawa Barat dan mendistribusikan hasil pertanian seperti kopi dan padi. Infrastrukturnya yang megah---termasuk 4 terowongan (Philip, Hendrik, Juliana, Wilhelmina) dan jembatan tinggi seperti Cikacepit---menjadi saksi sejarah sekaligus aset budaya yang dapat dikolaborasikan dengan konsep Geopark. Sayangnya, jalur ini dinonaktifkan pada 1981 karena biaya operasional tinggi, meninggalkan infrastruktur yang sebagian terbengkalai dan rawan pencurian komponen besi.

Reaktivasi jalur ini tidak hanya menghidupkan kembali transportasi ramah lingkungan tetapi juga mengintegrasikan destinasi geologis seperti Terowongan Wilhelmina yang merupakan terpanjang di Indonesia, dan Cagar Alam Pananjung ke dalam paket wisata edukatif. Studi kelayakan menunjukkan potensi peningkatan kunjungan wisata jika akses kereta api tersambung dari Jakarta dan Bandung.

Sebagai Geopark, Pangandaran memerlukan sistem transportasi yang mengurangi dampak ekologis. Kereta api menjadi alternatif berkelanjutan dibandingkan kendaraan pribadi yang berpotensi meningkatkan polusi dan kerusakan jalan. Reaktivasi jalur ini juga sejalan dengan Perpres No. 87/2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana, yang menekankan pengembangan infrastruktur pendukung pariwisata.

Selain itu, jalur kereta api dapat menjadi media edukasi tentang sejarah geologi Pangandaran. Misalnya, perjalanan kereta bisa dilengkapi narasi tentang formasi batuan kapur di sepanjang Terowongan Wilhelmina atau ekosistem hutan mangrove di sekitar Cijulang. Kolaborasi dengan komunitas lokal, seperti Yayasan Kereta Anak Bangsa, juga dapat memperkuat pelestarian aset bersejarah melalui pemasangan prasasti dan kegiatan napak tilas.

Kategori

Deskripsi

Strengths (Kekuatan)

- Warisan sejarah jalur kereta api dengan infrastruktur ikonik (4 terowongan, jembatan Cikacepit).

- Keunikan geologis (gua karst, cagar alam, pantai berpasir putih).

- Dukungan Perpres No. 87/2021.

- Potensi peningkatan kunjungan wisata.

- Transportasi ramah lingkungan.

Weaknesses (Kelemahan)

- Biaya reaktivasi tinggi.

- Infrastruktur terbengkalai dan rawan pencurian.

- Kesadaran masyarakat rendah tentang nilai geologis.

- Biaya operasional dan ketergantungan subsidi.

- Koordinasi antar-pemangku kepentingan yang rumit.

Opportunities (Peluang)

- Integrasi dengan Kawasan Rebana dan Bandara Nusawiru.

- Edukasi geologi melalui narasi perjalanan kereta.

- Peluang status UNESCO Global Geopark.

- Tren pariwisata berkelanjutan.

- Peningkatan pendanaan dari lembaga internasional.

Threats (Ancaman)

- Risiko kerusakan ekosistem (hutan mangrove, cagar alam).

- Pencurian komponen kereta dan vandalisme.

- Ketergantungan pada anggaran pemerintah.

- Persaingan dengan geopark lain (Gunung Sewu, Batur).

- Risiko over-tourism.

Komentar

Sebagai media pengembangan skill, keterampilan dan ruang untuk berinovasi bagi pemuda dan pemudi di Jawa Barat

Copyright © 2024 Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. All Right Reserved

Alamat

Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat

Jl. Pacuan Kuda No.140, Sukamiskin, Kec. Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat 40293

logo only